Halaman

Selasa, 14 Agustus 2012

mahasiswa dan bahagia

          Kebahagiaan tidak dapat di ukur. Itu adalah kata-kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang telah saya rasakan dalam minggu terakhir ini. Banyak orang yang mempertanyakan kebahagiaan yang kurasakan, sebab sudah genap satu tahun ini saya tidak pulang-pulang mengunjungi rumah tercinta “Lombok”. Ditambah pula dengan status yang kusandang selama satu tahun lebih ini, yakni “jomblo”. Banyak orang yang mengidentikkan, punya pacar sama dengan bahagia. Oleh sebab itu kesan yang tersirat di kehidupanku selama satu tahun lebih ini adalah MAHASISWA KURANG BAHAGIA atau kurang KURANG KASIH SAYANG.
           Sahabat, adalah objek penyuplai kebahagiaan. Saya mampu bertahan disini karena adanya sahabat. Sahabat adalah keluargaku dan keluargaku adalah sahabat. Sahabat pertama yang menghampiriku “Arya Prasetya Hutama”. Pribadi yang sangat spesial, tidak dimiliki oleh siapapun. Terimakasih sahabat. Dan selanjutnya bertemu dengan “Muhammad Yunus” dan Dody Praba Laksmana. Dan masih banyak lagi, keluarga besar mahasiswa fakultas peternakan 2011 UNIVERSITAS DIPONEGORO. Mereka adalah orang-orang penting dalam kehidupan selama satu tahun di kota semarang ini.
          Keluarga ibu dan bapak kos adalah keluarga bayanganku. Nasihat-nasihat yang mereka berikan, kebaikan, kemurahan hati, kedermawanan begitu lengkap saya peroleh dari beliau.
          Selanjutnya, kebahagiaan dari dosen. Banyak mahasiswa yang enggan bahkan takut dengan dosen-dosen. Namun saya menganggap hal itu adalah biasa-biasa saja. Menganggap mereka adalah orang tua kita. Dan kenyataan adalah benar, mereka dengan tangan terbuka menyambut para mahasiswa.
          Dan yang terakhir adalah suplai kebahagiaan dari seorang pacar, seorang kekasih hati. Meskipun pacar merupakan objek terakhir namun dia kelak akan menjadi suplai kebahagiaan seumur hidup. Menjadi Istri/suami dalam menjalin sebuah kekeluargaan. Untuk hal ini saya mempunya track record yang tidak baik. Mungkin karena prinsip-prinsip yang ku pegang dan akhirnya sakit hatilah yang terjadi.
          Namun, saat-saat ini adalah merupakan tahap evaluasi diri atas apa yang telah terjadi di masa lampau. tahapan evaluasi ini juga di barengi dengan pencarian/penyeleksian siapakah yang terbaik dan sesuai tentunya.
          Saat ini, perjuangan itu sedang berlangsung. Jatuh bangunpun tak terhindarkan. Memang benar kata orang “cinta butuh pengorbanan”. Pengorbanan mencari sebuah kepercayaan lebih tepatnya yang sedang ku alami saat ini. Dua kata emas yang selalu memberikan semangat “BERHENTI BERHENTI!!” dan kejadian malam minggu “RAMALAN TAROT” tentang cinta dari mahasiswa semester 2 fakultas Hukum UNDIP selalu menemani setiap langkahku menuju titik kebahagiaan itu.
          Satu hal yang harus perlu diingat oleh segenap insan yang sedang mencari kebahagiaan dari lawan jenis. Kadang mereka mengatakan “kaulah cinta sejatiku” padahal hakikatnya cinta sejati ini hanya di miliki oleh sang pencipta. Tuhan lah yang menciptakan segala-galanya termasuk lawan jenis, jadi sebelum engkau mencintainya alangkah lebih baiknya diawali dengan mencintai Tuhan, karena engkau sedang mencintai apa yang DIA miliki. Minta izinlah kepada-NYA melalui doa-doa dan mintalah petunjuk pada-NYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar