Kebahagiaan tidak dapat di ukur. Itu
adalah kata-kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang telah saya
rasakan dalam minggu terakhir ini. Banyak orang yang mempertanyakan kebahagiaan
yang kurasakan, sebab sudah genap satu tahun ini saya tidak pulang-pulang
mengunjungi rumah tercinta “Lombok”. Ditambah pula dengan status yang kusandang
selama satu tahun lebih ini, yakni “jomblo”. Banyak orang yang mengidentikkan,
punya pacar sama dengan bahagia. Oleh sebab itu kesan yang tersirat di
kehidupanku selama satu tahun lebih ini adalah MAHASISWA KURANG BAHAGIA atau
kurang KURANG KASIH SAYANG.
Sahabat, adalah objek penyuplai kebahagiaan.
Saya mampu bertahan disini karena adanya sahabat. Sahabat adalah keluargaku dan
keluargaku adalah sahabat. Sahabat pertama yang menghampiriku “Arya Prasetya
Hutama”. Pribadi yang sangat spesial, tidak dimiliki oleh siapapun. Terimakasih
sahabat. Dan selanjutnya bertemu dengan “Muhammad Yunus” dan Dody Praba
Laksmana. Dan masih banyak lagi, keluarga besar mahasiswa fakultas peternakan
2011 UNIVERSITAS DIPONEGORO. Mereka adalah orang-orang penting dalam kehidupan
selama satu tahun di kota semarang ini.
Keluarga ibu dan bapak kos adalah
keluarga bayanganku. Nasihat-nasihat yang mereka berikan, kebaikan, kemurahan
hati, kedermawanan begitu lengkap saya peroleh dari beliau.
Selanjutnya, kebahagiaan dari dosen.
Banyak mahasiswa yang enggan bahkan takut dengan dosen-dosen. Namun saya
menganggap hal itu adalah biasa-biasa saja. Menganggap mereka adalah orang tua
kita. Dan kenyataan adalah benar, mereka dengan tangan terbuka menyambut para
mahasiswa.
Dan yang terakhir adalah suplai
kebahagiaan dari seorang pacar, seorang kekasih hati. Meskipun pacar merupakan
objek terakhir namun dia kelak akan menjadi suplai kebahagiaan seumur hidup.
Menjadi Istri/suami dalam menjalin sebuah kekeluargaan. Untuk hal ini saya
mempunya track record yang tidak baik. Mungkin karena prinsip-prinsip yang ku
pegang dan akhirnya sakit hatilah yang terjadi.
Namun, saat-saat ini adalah merupakan
tahap evaluasi diri atas apa yang telah terjadi di masa lampau. tahapan
evaluasi ini juga di barengi dengan pencarian/penyeleksian siapakah yang
terbaik dan sesuai tentunya.
Saat ini, perjuangan itu sedang
berlangsung. Jatuh bangunpun tak terhindarkan. Memang benar kata orang “cinta
butuh pengorbanan”. Pengorbanan mencari sebuah kepercayaan lebih tepatnya yang
sedang ku alami saat ini. Dua kata emas yang selalu memberikan semangat “BERHENTI
BERHENTI!!” dan kejadian malam minggu “RAMALAN TAROT” tentang cinta dari
mahasiswa semester 2 fakultas Hukum UNDIP selalu menemani setiap langkahku
menuju titik kebahagiaan itu.
Satu hal yang harus perlu diingat oleh
segenap insan yang sedang mencari kebahagiaan dari lawan jenis. Kadang mereka
mengatakan “kaulah cinta sejatiku” padahal hakikatnya cinta sejati ini hanya di
miliki oleh sang pencipta. Tuhan lah yang menciptakan segala-galanya termasuk
lawan jenis, jadi sebelum engkau mencintainya alangkah lebih baiknya diawali dengan
mencintai Tuhan, karena engkau sedang mencintai apa yang DIA miliki. Minta izinlah
kepada-NYA melalui doa-doa dan mintalah petunjuk pada-NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar